Jumat, 28 Februari 2014

Caper sama Guru

Yo~! Ketemu lagi sama gue Bella si cewek judes yang suka minum teh hahaha. Oke, kali ini gue mau curcol dikit soal caper. Bukan caper sama gebetan atau sama ortu. Tapi, caper sama guru. 

Postingan ini gue buat, berdasarkan hasil nguping plus nimbrung-nimbrung sama anak kelas yang lagi coretgosipincoret diskusiin salah satu anak kelas yang suka banget caper sama guru. Mau itu gurunya killer atau gurunya yang klemar-klemer /NO! 

Oke, sebut aja nama anak ini Tika (nama samaran loh ini! NAMA SAMARAN!!!). Gue akui ini anak emang caper sama guru. Kadang sih, gue lihat dia sok-sokan jawab pertanyaan guru yang..... ditujukan sama temen sekelas yang lain. Atau kadang setiap ada temen yang nanya minta diterangin ulang soal penjelasan yang baru saja dijelasin, dengan sigap si Tika ini pasti langsung berlagak kayak anak pinter terus nerangin ke temen yang nanya. Tapi.... kalau soal gue yang nanya, si Tika ini pasti bakal gue ceplosin, "Gue nanya sama gurunya, bukan sama lo. Jangan caper!" dan itu anak langsung kicep. HAHAHA. 

Jahat banget ya gue? (Iya, lo jahat banget bel sama orang). 

Oke, lanjut. 

Terus baru aja tadi, pas guru gue lagi kasih kisi-kisi buat ulangan minggu depan, dan pas dilihat ternyata materi yang paling susah keluar dan soalnya banyak, langsung deh itu anak merengek kayak anak kecil minta permen. 

"Ah, bapak.... materinya kan susah~~~"  (fix, gue gak bisa niru suara orang). 

Gue yang kebetulan duduknya di depan dia otomotasi keganggu dan ugh.... langsung ini mulut jahat ngomong "Yaudah sih, terima aja kalau itu materinya keluar. Jangan lenjeh jadi orang bisa keleus." Dan kembali anak itu kicep. HAHAHA. 

Jujur deh. Gue maaf aja, jijik sama tipikal anak murid yang caper sama guru kayak gini. Teriak-teriak gak jelas, sok kepinteran, dsb. Caper sama guru ada etiknya bung! Mulai dari nanya-nanya pr terus jawab pertanyaan guru kalau semisal emang gak ada yang bisa jawab. Jangan pas, temen lo yang ditanya, lo yang jawab. Gak sopan keleus.

Yaudah, deh, gue lelah. See you!


Sabtu, 12 Oktober 2013

Aku, Kamu dan Rintikan Hujan | Satu

Aku, Kamu dan Rintikan Hujan
© pena biru muda
.
Satu

Hujan turun dengan deras. Sudah hampir seminggu lamanya matahari terhalangi oleh kapas-kapas kelabu. Jalanan becek, penuh genangan air  dan sedikit licin. Orang-orang terlihat memakai jaket dan membawa payung berwarna-warni setiap hari, walau hanya mendung sekali pun―antisipasi jika hujan turun mendadak.

Manik hitam yang sedikit bercampur dengan warna kelabu itu menatap langit mendung hari ini. Tidak ada ekspresi di sana. Hanya tatapan kosong, seolah-olah menantang kumpulan awan kelabu yang sedang menurunkan ribuan kubik air. Tangannya yang semula berada di balik hangatnya kantung jaket merah mudanya, terulur keluar. Hawa dingin langsung menusuk kulitnya, tapi, dia tidak peduli. Dia ulurkan tangannya ke depan, mencoba untuk menampung air hujan di atas telapak tangan kananya.

“Dingin,” ucapnya pelan lalu menarik kembali tangannya ke dalam kantung jaketnya. Tidak peduli jika jaketnya itu akan basah, toh nanti akan kering juga.

Dia―gadis berambut coklat menatap sekitarnya. Sepi.  Lalu matanya melirik ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Waktu sudah menunjukan pukul lima sore, sudah hampir satu jam dia menunggu di sini. Di depan pintu masuk sekolahnya.

Seharusnya, satu jam lalu dia sudah melangkahkan kakinya menuju rumah, kemudian bersembunyi di balik selimut tebal sampai ibunya pulang dan menyuruhnya keluar dari kamar. Tapi, karena dia lupa membawa payung saat tadi pagi―ini dikarenakan dia kesiangan dan terlalu terburu-buru berangkat sekolah, sampai menghiraukan payung biru muda yang berada di dekat pintu―dia tidak bisa pulang, dan terpaksa untuk menunggu di sini sampai hujan berhenti.

Namun, nyatanya hujan tetap tidak menunjukkan jika akan berhenti. Semakin lama, semakin deras. Gadis itu berdecak sebal. Disandarkan punggungnya ke tiang yang ada di belakang tubuhnya. Menatap lurus ke arah gerbang sekolahnya yang sedikit terhalangi oleh hujan.

“Cepatlah berhenti, aku ingin segera pulang.” ucapnya seraya menatap sebal ke arah langit mendung.

Dia tidak suka hujan. Sama sekali tidak suka.  

Tiba-tiba hujan berhenti.  Gadis itu maju selangkah untuk memastikan jika hujan benar-benar berhenti. Dia mengulurkan tangannya. Tida ada air yang jatuh dan tidak ada hawa dingin yang dia rasakan. Sudut bibirnya terangkat sedikit, lalu melangkah menuju gerbang sekolah.  Sesekali dia menghindari beberapa genangan air yang ada di sekitarnya.

Dia terus melangkah dengan hati-hati agar tidak terpeleset. Sampai pada akhirnya, di tikungan dekat sekolahnya, gadis itu merasa seperti baru saja melewati seseorang. Langkahnya terhenti untuk sesaat. Kepala gadis itu mmenoleh, menatap ke belakangnya.

Kosong.

Gadis itu hanya terpaku di tempatnya. Lalu dirasakan olehnya tetesan air dari langit. Hujan rintik-rintik.

.

Yasumoto Ayaka gadis pembenci hujan

.

To be Continue 

Jumat, 11 Oktober 2013

Kelas dan Gue atau Gue dan Kelas, huh?

Pernah nonton JDrama atau KDrama atau lebih sederhananya sinetron lokal yang ceritanya itu anak sekolahan terus ada kelas yang paling bandel dan ancur se-sekolah itu. Atau gak pernah baca komik yang kayak begitu? Gue rasa hampir semua orang pernah nonton/baca cerita/sinetron yang isi sama kayak yang gue sebutin.

Oke, gue selalu mikir hal yang kayak begitu (yang kelas paling bandel dan acur se-sekolah) cuma ada di komik atau gak ftv siang bolong, tapi nyatanya hal yang kayak begitu emang ada. Dimana? Di kelas gue. Gue ulang, di kelas gue.

Ehem, sebenernya gue itu bukan penduduk asli kelas ini (lo kata daerah bel?). Gue itu sebenernya anak pindahan. Bukan anak pindahan dari sekolah lain, tapi dari kelas lain. Awalnya gue itu dapet kelas yang bisa dibilang awesome anak-anaknya karena rata-rata dari ranking 1-10. Oke, bukan mau sombong atau apa, gue itu ranking 6 jadinya masuk kelas ini. Terus, karena emang awalnya minat gue bukan di kelas ini, gue akhirnya bilang ke guru kalau gue mau pindah kelas. Hell, gue bukan tipe anak yang suka liatain tabung reaksi. Pls gue sukanya observasi tentang orang-orang yang ada di sekitar gue.

Awalnya, sempet dipaksa buat tetap bertahan di kelas itu sama beberapa temen gue dan guru, karena menurut mereka gue itu punya potensi yang besar. Hah, omong kosong! Gue yang punya tubuh, gue juga yang lebih tau arah tujuan hidup gue kemana -_- pls orang-orang yang kayak gini sejujurnya masuk dalam daftar 'Orang yang gak pantas hidup dan harus dimusnahkan urutan kelima' versi gue.

Kembali ke topik.

Dan jadilah, gue ke kelas ini. Pas awal masuk, 'GAHHH ORANG-ORANGNYA ASING BUAT GUE'―jujur dalam hati gue berteriak dengan sangat elit. Tapi, emang bener kok! Semua orang itu tampak asing di mata gue. Paling beberapa doang yang emang gue udah kenal sebelumnya dan itu juga cuma beberapa.

Gue masuk dan urus absen ke guru lalu duduk di kursi yang masih kosong. Oke, tempat duduk gue yang ini jujur banget menurut gue emang posisi yang bagus. Terletak di paling belakang, cuma sayangnya kurang kepojokan. Yah, tapi gak apalah, yang penting titlenya 'DI BELAKANG' HAHAHA... oke, pasti lo semua juga tau kan kalau duduk di belakang gimana HAHA...

Jujur sih, gue di belakang kadang kalau gurunya lagi nerangin, lebih sering buka hape cuma buat liat beberapa doujin yaoi atau gak liat timeline sebentar. Abis itu dengerin guru (lebih tepatnya gue ngelamun HAHA).

Balik ke topik. Awal masuk, semua orang natap gue asing (gue juga sih), sebagian ada yang bisik-bisik 'siapa?' atau apalah. Dan gue jujur aja gak terlalu mikirin dan lebih milih diem sambil baca novel atau gak komik yang gue bawa. Kadang sih, suka bawa si lappie buat nerusin fanfic atau gak sekedar cari info anime yang baru. Itu aja. Iya, itu aja.

Ada sih, sebagian guru kenal sama gue (bukan sebagian, tapi hampir semua). Oke, awal-awal gue di kelas ini sih biasa. Atau bisa dibilang, BIASA BANGET. Tapi ke sini-sini, hell yeah! gue mulai sedikit agak-agak gimana gitu sama anak-anaknya. Rata-rata orangnya asik sih, ke sekolah bawa gadget 'mahal' mulu, tiap hari foto-foto gak jelas atau gak main UNO di samping meja gue. Udah gitu, meja gue diberantakin, jadinya gue risih, enggak tanggung jawab pula. Nyebelin gak?

Kadang ada guru aja (berhubung gue duduk di belakang, jadi gue tau kegiatan anak kelas yang lain pas pelajaran berlangsung), masih ada aja yang sempet-sempetnya dandan, main hape (kalau ini sih udah agak wajar sih), sampe ada yang makan. Astaga -___- enggak habis pikir gue mah, boleh sih lo makan di kelas asal jam kosong atau enggak pas istirahat. Ini malah makan pas guru lagi menerangkan. Bayangin deh guru lagi ngoceh soal materi, lo makan? Gak menghormati banget.

Yang paling gue sebelin sih, kalau itu suka ngobrol, udah suaranya gede, suara guru kan jadi enggak kedengar. Hell! Gue kasihan sama anak-anak yang niat belajar tapi harus duduk di belakang (ya, contohnya gue), dan yang enggak ada minat belajar sama sekali duduk di depan. HELL! Gue rasa semakin ke sini, gue minta sama wali kelas biar gue duduk di depan meja guru dan itu absolute! Bodo amat soal pandangan anak-anak yang anggap gue murid yang gimana-gimana. BODO AMET! SIAPA LO SIAPA GUE?

Terus, nih ya, kadang mereka suka pinjam barang gak minta izin. Contoh aja, gue sekolah itu punya pulpen cuma satu, pensil satu (pensil mekanik tapinya), isi pensil, penghapus satu, sama penggaris satu. Nah, waktu itu abis istirahat, kalau enggak salah pelajaran Sosiologi. Gue cukup panik, pulpen gue ilang, karena gue nggak bawa pulpen cadangan dan guru ini kalau nulis harus pakai pulpen. Gue sampai pinjem ke temen, eh, pas pelajarannya abis, ternyata temen sekelas gue ke meja gue terus balikin pulpen gue. HELL! GUE SETENGAH MAMPUS PANIKNYA GARA-GARA PULPEN GUE ILANG, LO MAIN BALIKIN PULPEN GUE. GAK MINTA MAAF PULA! HELL! Gue cuma bisa senyum sinis dan kalau dia minjem apa-apa ke gue, gak gue kasih. Persetan soal dibilang pelit. Emang gue pelit. Masalah?


Oke, gue cerita sampai sini aja. Tangan keriting nih! wkwk See you!



Senin, 16 September 2013

Pintar dan Cerdas. Apa bedanya?

Berawal dari obrolan singkat di siang hari sama temen dan obrolan santai di sore hari sama Ibunda tercinta. 

Pintar dan Cerdas. Mungkin, terkadang di benak kalian berpikir kalau pintar dengan cerdas itu sama. Mungkin. Tapi, dari obrolan singkat itu, pintar dengan cerdas itu berbeda. Sangat berbeda. 

Menurut Ibunda saya, "Orang pintar biasanya mereka punya ambisi yang sangat kuat dan pintar itu mengalami proses. Orang pintar itu cenderung ingin menjadi yang terbaik, ingin jadi ranking 1 kalau kasusnya itu di dalam kelas. Berbeda dengan orang yang cerdas, mereka cenderung gak pengen jadi ranking 1. Mereka itu lebih berpikir 'bagaimana caranya gue bisa? dan bagaimana caranya soal ini tuntas dengan cara mudah' singkatnya, orang cerdas itu cenderung berpikir hal yang sederhana. Berbeda dengan orang pintar yang mengikuti aturan yang ada." 

Jadi, kalau saya simpulkan, menurut Ibu saya, "Orang pintar cenderung punya ambisi dan mengikuti aturan yang ada. Sedangkan, orang cerdas itu cenderung tidak punya ambisi dan mengikuti aturannya sendiri." Kalau menurut saya begitu. 

Lalu, teman saya ada yang berpendapat seperti ini, "Orang pintar itu pasti kelihatan banget di pintar. Beda kayak orang cerdas. Dia itu kayak gak keliatan kalau dia itu cerdas. Rata-rata orang cerdas itu males-malesan. Tapi mereka tahu, kapan posisi mereka itu." 

Well, menurut sumber yang saya dapat juga. Pintar itu karena usaha, dan cerdas itu cenderung karena faktor keturunan. Ada yang berkata, "Orang pintar itu mau dia sepintar apapun, dia mudah dibodohi oleh orang bodoh. Berbeda dengan orang cerdas yang biasanya, sulit untuk dibodohin karena cara berpikirnya kritis."

Sebenarnya, kalau menurut saya sendiri, pintar dan cerdas itu sama saja. Bagaimana dengan kalian? 


Selasa, 03 September 2013

Tumblr

http://matsukicchi.tumblr.com/post/59977713399/rivaille-x-petra-oke-banyak-yang-bilang-couple

Kamis, 01 Agustus 2013

Bukber #PestaYangTerbully #DayOfBully

Hari ini menyenangkan bagi gue. Di awal bulan Agustus ini, masih puasa, gue sama sahabat-sahabat gue bukber lagi. Sekarang sih di rumah Mia, kalau tahun kemarin sih gue di rumah Uti.

Tahun ini Rika sama Elma gak ikut. Tahun kemarin sih mereka ikut. Elma udah pulkam duluan, Rika gak dibolehin. Kalau tahun lalu, Wulan sama Pesta gak ikut. Sekarang mereka ikut dan sekarang jadi makin rame, tapi tetep aja kurang kalau gak ada Elma sama Rika :( Veron juga gak ikut, tahun lalu sama sekarang, abis kita gak ada yang tau nomer hapenya. Twitter juga jarang aktif.

Semoga di Ramadhan tahun depan jadi bisa kumpul semuanya. Aamiinn...

Sebelum ke rumah Mia. Wulan, Dora sama Uti kumpul di rumah gue. Si Pesta baru dateng jam 6 dan ngakaknya dia gak tau rumahnya Mia dia malah dateng belakangan. Terus dia nunggunya di superindo deket rumah Mia. Si Dora sama Fitri jemput dan sedikit ada gangguang teknis (?)

Pesta nyampe, dan makin rame suasana xD Yang ngakak itu pas Nanda sama Pesta bilang "Kita sekutu" terus Wulan bilang "Berarti lo berdua kutuan" dan semua langsung ngecengin mereka berdua.
Keseruan berlanjut pas sesi foto-foto asal jepret wkwk banyak foto komuk-komuk xD wkwkw terus obrolan random soal jurusan, golongan darah dan berakhir dengan Pesta yang dibully kembali wakaka

"Ih lo kan kutuan" inget tuh gue pas Wulan ngomong begitu pas Pesta duduk deket dia wakaka dan si Pesta cuma bisa diem aja wkwk

Yang lucu pas foto pake timer dan awalnya foto-fotonya itu gak ada yang bener wkwk asli ngakak xD

Terus sempet ngomongin tentang masa depan kalau kita udah pada nikah nanti wakaka ini bermula gara-gara mimpi gue yang mimpiin gue sama temen-temen gue udah pada nikah terus ngumpul lagi wakaka.

Nah, abis itu sempet bahas soal hidung wkwk dan yang kena gue, Wulan sama Nanda wakaka terus dagu dan Uti yang kena wakaka pokoknya selama bukber tadi banyak kejadian yang seru. Yang gue lagi makan difoto, Pesta lagi bengong difoto, pokoknya banyak deh ah XD

Dan hari iji hastag untuk twitter adalah #PestaYangTerbully #DayOfBully #TragediPestadiBulanRamadhan terus apalagi gitu wakakakaka nista-nista deh xD

Nah selesai foto, bantuin si Tuan Rumah alias Mia beres-beres, abis itu maaf-maafan dulu soalnya sebentar lagi lebaran. Dan pulang ke rumah masing-masing.

Ya pokoknya hari ini total seneng banget!!! Thanks for today ya guys xD

Semoga tahun depan di bulan Ramadhan kita bisa kumpul semuanya. Kalau bisa terus deh sampai kita semua jadi orang sukses. Ikatan ini harus dijaga. Kalau bisa sampai anak-anak kita juga bisa bikin ikatan yang sama kayak kita. Aamiiinnn.

Yasudah ya. Sekian dan Terima Kasih.

Jumat, 26 Juli 2013

Friendship bagian 2 (?)

Di laptop gue, ada satu folder yang gue namain "BakaShoujo". Satu folder yang isinya semua foto kenang-kenangan gue sama sahabat-sahabat gue selama di SMP. Kalau inget itu, gue pasti deh antara pengen ketawa sama nangis. Ketawa karena gue inget semua kenangan yang gue ukir (cielah bahasanya) sama temen-temen gue. Yang ke kantin pasti barengan dan jajannya itu-itu aja (wkwkw), main UNO di kelas, yang paling gue inget itu pas UAS semester 1 dan kita pada bingung di sekolah ngapain dan pada akhirnya pada beli bubble sampai muter-muter.

Inget banget pas mereka kasih suprise pas gue sama Mia ultah, ngerjain Dora pas dia ultah, makan baso rame-rame di rumah Nanda yang abisin 3 botol air dingin gara-gara basonya pedes banget. Bukber di sekolah terus foto-foto gak jelas XD

Nangis karena gue kangen masa-masa itu. Gue kangen pas kita kumpul rame-rame di depan koridor kelas atau gak di kantin sambil makan mie terus beli pop ice. Atau gak numpang ngaca di warung ibu kantin. Jerit-jeritan kalau lagi ngomongin idola masing-masing. Rencana ke JFest atau jalan ke mall rame-rame. Walau semua itu mungkin aja bisa kita lakuin, tapi, pasti gak akan seseru dulu. Sekarang pasti udah pada sibuk sama jalur hidup mereka masing-masing.

Gue selalu berharap apa yang gue jalin sama sahabat-sahabat gue ini bisa bertahan sampai gue nikah, sampe kita semua udah berkeluarga. Gue jadi inget sama mimpi gue, yang dimana gue sama temen-temen gue udah punya suami masing-masing dan kita lagi ngumpul bareng-bareng. Cerita masa-masa dimana kita jadi ngelewatin hari-hari pake canda tawa yang selalu bikin perut gue sakit.

Bagi gue, mereka itu, sosok orang yang berpengaruh dalam kehidupan gue. Gue inget SD gue itu pribadi yang gak muda percaya sama orang, tapi, pas udah ketemu sama mereka, gak tau kenapa gue bisa percaya sama mereka walau cuma sekali liat. Mereka itu bagi gue, berbeda.

Mereka, sahabat-sahabat gue (Nanda, Uti, Elma, Mia, Rika, Fitri, Dora, Wulan, Pesta, Veron) punya aura positif. Mereka saling menghargai satu sama lain. Jalan pikiran mereka dewasa, kadang gue merasa, gue tertinggal sama mereka. Gue selalu ngerasa kayak gak pantes jadi sahabat mereka. Mereka itu bagi gue terlalu sempurna buat jadi sahabat gue. Mereka itu baik, selalu bikin gue ketawa, senyum, nasehat mereka itu selalu gue denger layaknya mereka itu orang tua gue, dukungan mereka selalu bikin gue tetap maju, pokoknya mereka itu terlalu sempurna buat jadi sahabat gue.

Mereka itu bersinar.